Kamis, 06 Juni 2013

harau

wisata sumatera barat lembah harau payakumbuh

  • © djisamsoe.com
  • © rofara.blogspot
  • © fotografer.net
  • © http://ladangjiwa.com
  • Lembah harau dengan hamparan padi yang menguning

    © rofara.blogspot

Selain dikenal dengan kekayaan dan kelezatan kulinernya, sumatera barat menjadi sebuah destinasi pariwisata yang terkenal hingga mancanegara, menyimpan beragam pesona alam yang tak biasa dari keindahan pesona pesisir hingga keunikan bentang alam, keindahan yang dapat kita nikmati salah satunya deretan gugusan tebing tinggi dan terjal dengan suasana pedesaan yang dapat anda temukan di lembah harau yang berada di kabupaten payakumbuh. 
Keindahan panorama antara tebing vertika dari batu granit besar yang menghiasi hamparan persawahan yang menguning dan hijau, pemandangan ini pertama yang akan anda lihat dari kejauhan, lembah harau dindominasi umumnya dengan lanskap gugusan tebing yang menjulang, banyak teori yang menyertai keunikan terbentuknya lembah lembah di daratan sumatera seperti proses erosi jutaan tahun hingga desakan lempeng indo-australia dengan lempeng eurasia sehingga terjadi patahan patahan besar yang berjajar di ujung selatan pulau sumatera.


Lokasi lembah harau teletak di desa lubuk limpato atau sekitar 57 Km dari bukittinggi, hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit dari bukittinggi menuju lokasi ini, jika dari padang menempuh waktu hingga 4 jam perjalanan atau memakan jarak hingga 133 Km, melewati padang panjang - bukittinggi - payakumbuh hingga ke kecamatan nagari tarantang. 

Lembah yang mempunyai tebing terjal dengan ketinggian hingga mencapai dua ratus meter ini merupakan salah salah satu tujuan favorit bagi para wisatawan, letaknya diantara pemukiman dan persawaan penduduk membuat tempat ini kian menawan apalagi jika kita melihatnya di tengah dangau persawahan yang menguning nampak sedap dipandang dan diabadaikan, sebagian tebing mempunya garis gurat warna alami campuran orange dengan kemerahan, dan ketika fajar datang, kabut diantara terbing terlihat jelas tandas perlahan oleh bias cahaya menyinari lembah harau.
Banyak obyek wisata yang ditawarkan di lembah harau selain eksotisme keindahan tebing tebingnya, terdapat beberapa air terjun yang tersingkap di balik tingginya tebing dengan debit air yang cukup deras, dengan ketinggian yang beragam hingga mencapai puluhan meter, letaknya dapat anda temukan di sepanjang gugusan tebing di lembah harau dan anda juga dapat melihat keunikan lembah harau salah satu tebing yang akan menampilakan efek pantulan suara jika kita berteriak lantang mungking disebut dengan echo suara
Lembah ini semakin terkenal ketika pihak pemerintah daerah memperkenalkannya kepada dunia lewat kegiatan olahraga tour de singkarak yang di ikuti puluhan negara yang diwakili oleh para peserta, lembah harau terlihat ketika para pembalap sepeda melewati etape IV dengan rute bukittinggi hingga ke lembah harau, dan tentunya anda bisa menyaksikan kegiatan tour de singkarak tahun berikutnya karena kegiatan olahraga ini rutin diadakan tiap tahun.
beberapa kegiatan yang dapat dilakuakan di lembah harau, olahraga bersepeda gunung dengan rute dari payakumbuh hingga ke lembah harau pemandangan akan membuat anda terkesan dari persawan hingga disuguhi tebing tebing dengan air terjunnya yang khas, dan apakah anda pemanjat profesional?, menjajal kemiringan hingga 90 derajat nampak bukan perkara mudah bagi pemanjat pemula, taklukan! dan keberhasilan anda merupakan penghargaan yang takternilai tentunya.

gravitimeter



Gravimeter

gravimeter.png








Gravimeter adalah suatu alat yang di gunakan dalam pengukuran gaya berat. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi , karena dapat mengukur perbedaan percepatan gaya berat yang lebih kecil dari 0,01 mgal.

Prinsip kerja
Prinsip kerja gravimeter ini pada dasarnya merupakan suatu neraca pegas yang mempunyai massa yang terkena gaya berat akan menyebab kan panjang pegas berubah.

Berdasarkan hukum hook yang menyatakan bahwa perubahan panjang pegas adalah sebanding dengan perubahan panjang gaya , maka:
F= m.g=k.s
Dan
Δs=(m/k).Δg
Dengan : m = massa beban (kg)
k=konstanta elastic pegas (N/m)
Δs= perubahan panjang pegas (m)
Δg= perubahan gaya berat (m/s2)
prinsip gravimeter.png
Salah satu contoh gravimeter yang banyak di gunakan oleh para ahli geofisik adalah gravimeter tipe lacoste dan Romberg .Gravimeter tipe LaCoste dan Romberg termasuk ke dalam tipe zero length spring. Gravimeter tersebut mempunyai skala pembacaan dari 0-7000 mGal, dengan ketelitian  0.01 mGal. Gravimeter ini dalam penggunaannya memerlukan suhu yang tetap . pengukuran perbedaan percepatan gravitasi bias dilakukan dengan mengukur dua tempat yang berbeda dengan alat yang sama .

Prinsip gravimeter ini terdiri dari suatu beban pada ujung batang , yang di tahan oleh zero length spring yang berfungsi sebagai pegas utama . besarnya perubahan gaya tarik bumi akan menyebabkan perubahan kedudukan beban dan pengamatan . Hal tersebut dilakukan dengan pengaturan kembali beban pada kedudukan semula . perubahan kedudukan yang di alami ujung batang di sebabkan karena adanya goncangan goncangan , selain karena adanya variasi gaya tarik bumi  . ujung batang yang lain di pasang shock eliminating spring untuk menghilangkan efek goncangan .

surat untuk sahabat

Bismillahirrahmanirrahim…

Wahai sahabatku,,
Ijinkan kutulis sepucuk surat untukmu..
Bila terlukis kesedihan dalam telaga hatimu…
Karena impian yg msh jauh dari genggaman…
Maka jangan kau hapus impian itu…
Karena ia adalah perajut serat kekuatan hatimu..

Wahai sahabatku,,
Pernahkah engkau mendengar…
Allah tidak pernah menjanjikan pelayaran yg indah…
Tapi Dia merencanakan pelabuhan yg teduh bagi hambaNya yg sabar dlm mengarungi perjalanan hidup…
Sebagai tempat indah dari nikmatNya yg luar biasa..


Wahai sahabatku,,
Tatkala kau hadirkan impian dlm hidupmu…
Maka selamilah impian tsb hingga usai…
Jangan khawatir dg kegagalan yg slalu dtg tiba2…
Karena Allah menilai usaha setiap manusia..
Bukalah jendela hatimu kala rembulan menyinari alam semesta…
Jangan biarkan ada tempat2 gelap dlm hidupmu…
Hingga kecintaanmu laksana mutiara di lautan…
Indah merona dg kilauan cahayanya yg menawan..


Wahai sahabatku,,
Cukuplah Allah yg menilai setiap usaha kita…
Sehingga tanpa sadar setiap kegagalan mjd teguran atas kemalasan kita…
Biarlah Allah yg memelihara ketekunan kita…
Karena perhatian manusia terkadang menghanyutkan keikhlasan kita..


Wahai sahabatku,,
Tatkala usahamu tak dihargai orang lain…
Dari situlah arti kehidupan sgt berarti…
Sampaikanlah doa dan usaha kpd Sang Penguasa…
Dan biarkan Allah yg menghargai jerih payah kita..
Insya Allah, air mata kan berubah jadi nikmat yg luar biasa..


Wahai sahabatku,,
Tiada duka yg abadi di dunia ini…
Segala sesuatu kan indah pada waktunya…
Tidakkah engkau lihat saat malam puas dg gelap gulitanya…
Mentari menyingsing dg cahaya indahnya,,
Tidakkah engkau lihat saat kabut hadir dg gelap dan dinginnya…
Mentari datang dg cahaya nan hangatnya?

dekapan cinta ibu


Kutitipkan cinta dalam hamparan padang rumput nan hijau. Terasa damai dan begitu hangat berdampingan dengan gemerisik air yang mengalir lembut dari pelosok perbukitan. Aku sangat senang bisa tinggal didaerah perbukitan yang tenang ini. Jauh dari kebisingan kendaraan yang lalu lalang. Jauh dari suara kaki kuda liar yang tidak pernah berhenti berpacu. Apalagi hidup bersama keluargaku, bersama anak istriku. Tetapi, akhir-akhir ini aku selalu memikirkan keadaan ibu yang jauh disana.
Malam itu, tanpa sadar air mata mengalir dari pelupuk mataku. Wajah ibu selalu membayangiku. Wajah yang selalu aku sayang dan aku bela ketika sedang bertengkar dengan ayah. Masih teringat waktu itu, ayah dan ibu selalu berselisih hingga akhirnya ayah dan ibu berpisah. Ayah seorang pemabuk berat sedangkan ibu hanya pekerja tukang cuci. Setiap hari selalu aku temui pertengkaran ayah dan ibu. Hingga akhirnya aku tinggal bersama ibuku sejak ayah menikah dengan perempuan lain. Ibu memilih untuk menjanda dan bekerja memenuhi kebutuhan kami hingga aku sudah sukses seperti ini. Sejak dulu, ibu selalu menasehati anak-anaknya untuk menjadi orang yang bertanggung jawab. Didikan ibu selalu aku ingat, bahkan didikan tentang adat istiadat jawa selalu aku patuhi. Ketika aku masih kecil, saat aku sedang bermain bersama teman-temanku dibawah pohon rambutan depan rumahku. Saat itu matahari tengah hari tergelincir, langit berangsur berubah berwarna kuning. Sinar ,menyilaukan berpendar-pendar membiaskan kabut kuning menerpa seisi alam. Ketika cuaca berubah seperti itu, ibu selalu menyuruhku untuk masuk kerumah. Kata ibu itu bisa bertanda penyakit dan musibah. Tapi, ketika aku tanya, ibu selalu menjawabnya dengan nada tinggi.
 ‘’ ada apa mas ?
Suara itu mengagetkanku. Aku membalikkan tubuhku dan melihat istriku sudah berada disampingku. Aku mengusap air mataku dan menceritakan semuanya pada istriku. Istriku meminta untuk segera mengunjungi ibu. Memang, sejak menikah 8 tahun yang lalu, kami tidak pernah mengunjungi ibuku. Mungkin karena aku sibuk dengan segala pekerjaanku. Aku seorang pembisnis yang sukses dipertambangan batu bara. Istriku sebenarnya sudah berulang kali meminta diriku untuk mengunjungi ibu. Tapi aku selalu mengulur waktu untuk mengunjungi ibu.
Langit tiba-tiba saja menjadi kelam dan lembam senja dalam guyuran hujan yang lebat. Kilat sambung menyambung seperti ingin membakar langit. Halilintar bersiul keras memecahkan suasana yang begitu tenang. Angin lebat berkesiur liar kian mendekat. Terlintas dalam benakku jika diriku disambar petir. Tubuh terbakar hangus dalam sekejab mata. Gosong.  Atau air bah datang dan menghanyutkan tubuhku seperti sebatang kayu. Rasa sesal menyeruak dalam dadaku. Betapa bodoh dan tololnya diriku. Betapa durhakanya aku. Seperti cerita malin kundang si durhaka. Begitulah diriku.
Aku mengambil cuti selama satu minggu untuk mengunjungi ibu. Sudah aku janjikan ini pada istriku. Istriku juga ingin bertemu dengan ibuku. Akhirnya aku berangkat kekampungku yang sudah lama aku tinggalkan. Dipertengahan jalan aku membeli beberapa oleh-oleh untuk ibuku. Tidak lupa juga istriku memilih beberapa helai kain yang cocok untuk ibu. Debu yang pekat menyesakkan napas. Sebuah truk pengangkut tanah timbun mengepulkan asap hingga mengalihkan pandanganku saat aku menyopir sedan bewarna metallic itu. Panas terik sepertinya sudah berlangsung lama. Aku sendiri tidak sanggup mengatakannya. Pohon-pohon meranggas. Dedaunan berguguran. Entah sampai kapan pohon-pohon akan berdaun dan berputik. Tanpa sadar kami sudah tiba diperempat jalan.
Malam semakin kelam. Suara jangkrik melonglong lembut. Aku melihat anak-anakku tertidur pulas. Sedangkan aku tetap fokus menyopir mobilku dengan ditemani istriku. Tiba saja ada seekor ular besar melintas didepan mobilku. Aku segera menghentikan kendaraanku.
‘’ada apa mas ?
‘’ada ular lewat ma’’ jawabku senyum melihat wajahnya yang anggun dengan jilbab yang melilit panjang
Setelah ular itu berlalu kami pun segera melanjutkan perjalanan. Cukup lama kami berada dalam perjalanan dan kini hari sudah pagi. Setelah mandi dan salat subuh disebuah musola yang dekat dengan perkampunganku, aku menuju rumah ibu. Nampak rumah tua yang sudah lama dan tidak pernah dibangun. Namun, disekitar rumah tampak asri dengan taman yang begitu indah. Bahkan pohon rambutan yang menjadi tempat main sejak kecil kini masih ada.
Aku memasuki halaman rumah dan memarkirkan kendaraanku disamping pohon rambutan yang sudah tua itu. Melihat ada mobil datang, adikku yang bernama restu segera berteriak memangggil ibu. Aku keluar dari mobil dan menuju kedepan rumah. Saat itu aku memakai jas hitam dengan dasi berleret-leret warna merah. Ibu hanya memperhatikanku. Mungkin dia lupa denganku. Oh, tidak mungkin, pasti ibu masih ingat denganku.
‘’ilham, ini ilham anakku kan ?
Aku menangis. Ternyata ibu masih mengingatku. Oh ibu, mutiara hatiku masih mengenalku. Hati ibu begitu dekat dengaku.
‘’ya bu, ini ilham’’ jawabku sambil menuju ibu yang berdiri didepan pintu
Aku memeluk ibu erat-erat. Sudah lama aku tidak merasakan pelukan ibu. Dekapannya begitu hangat. Kuperhatikan wajahnya yang sudah tua. Gadis tuaku yang tidak pernah aku perhatikan kini mulai keriput. Aku ingin mendekapnya lebih erat. Aku memeluknya kembali tanpa sadar aku juga membawa anak istriku. Aku melepaskan dekapan ibu yang begitu hangat. Dekapan penuh cinta, kasih sayang. Seperti dekapan ibu ketika aku masih kecil. Dekapan ibu saat diriku dimarahi ayah karena tingkahku. Dekapan ibu masih seperti dekapan dulu. tidak pernah berubah dan tetap seperti ini.
‘’ ibu, ini halimah istriku, dan ini anakku Zahra dan chandra’’
‘’ kau sudah menikah ilham, ini cucuku ? halimah, sini nak’’
Ibu mendekap istriku dan anak-anaku dengan hangat. Terobati sudah rasa rindu ibuku kepadaku. Aku melihat kebahagiaan dirona mata ibuku. Bahkan ibuku meminta dasi yang aku pakai untuk disimpannya. Aku memberikannya pada ibuku. Ibu meletakkan dasi yang kupakai dalam sebuah lemari pusaka. Mungkin ibuku cukup senang dengan keberhasilanku. Lengkap sudah kebahagiaan ibu. Semua anaknya sudah berkumpul dan bersama cucu-cucunya. Saat tetangga datang, ibuku menceritakan siapa pemilik dasi itu. Begitulah ibuku hanya bisa menceritakan kesuksesan anaknya, tanpa meminta imbalan kepada anaknya.
‘’Oh ibu, dekapanmu begitu hangat, penuh cinta dan penuh dengan kasih sayang’’ berulang kali aku mengatakan itu dalam hatiku
Ibu, tidak ada yang bisa menggantikan sosok pahlawan sepertimu. Engkau adalah kekasihku yang paling indah dengan sejarah yang panjang. Aku menutup diary kecilku yang lusuh itu. Aku memejamkan mataku, tertidur pulas bersama ibu dan keluargaku.